Pengakuan Anggota DPRD Kabupaten Bima Nyaris Diamuk Petugas Covid-19: Saya Dibentak-bentak dan Mau dipukul
Cari Berita

Iklan 970x90px

Pengakuan Anggota DPRD Kabupaten Bima Nyaris Diamuk Petugas Covid-19: Saya Dibentak-bentak dan Mau dipukul

Selasa, 29 September 2020



Kota Bima, Peloporntb.com - Razia Masker dilakukan oleh Tim Gabungan di Perempatan Lancar jaya kota bima, Selasa, 29 September 2020 pagi diprotes oleh Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bima. Pasalnya dalam pelaksaan razia tersebut, beberapa Oknum petugas dilokasi menghina Anggota Dewan, dengan mengeluarkan bahasa yang tidak senonoh pada masyarakat lebih-lebih terhadap Pejabat.

Muhammad Erwin, menjelaskan, paginya ia mengantar istrinya pergi belanja di pasar Kota Bima. Namun sepulang dari tempat belanja sekitar jam 8, ia dan istrinya diberhentikan oleh petugas razia Masker, bahkan pada saat itu ia dan istrinya tetap mengenakan Masker, namun oleh Oknum dilokasi, mereka dibentak dengan bahasa yang tidak bagus untuk didengarkan.

"Ceritanya sepulang ngantar istri dari pasar, dalam perjalanan pulang istri saya menyusui terus maskernya digantungi dileher. Lalu ditahan disuruh minggir, saya bilang inikan di dalam mobil pribadi, bukan diruang publik atau ruang terbuka kenapa disuruh minggir? Setelah beberapa saat berdebat saya dengar di sisi sebelah oknum Pol PP membentak istri saya," jelasnya Selasa (29/9/2020).

Mendengar bahasa salah satu oknum itu, Erwin langsung marah dan mempertanyakan tindakan oknum petugas yang mengeluarkan bahasa kasar terhadap istrinya.

"Saya langsung marah melihat perlakuan oknum aparatur negara tersebut terhadap istri saya, adakah aturan yang memperbolehkan aparat bertindak kasar terhadap warga negara?," tanya dia.

Lanjutnya,  dengan tidak berdaya, istrinya langsung turun ke lokasi untuk duduk ditempat yang sudah disediakan oleh petugas.

"Dengan rasa tidak berdaya istri saya sambil menggendong anak kami yang masih bayi terpaksa turun ke kerumunan yang sudah disiapkan oleh petugas razia dan meninggalkan tempat yang sesungguhnya sangat steril didalam mobil pribadi kami.

Erwin mengakui, saat dilokasi razia masker, dirinya diserang oleh Oknum Anggota TNI dan Anggota Sat Pol PP yang bertugas, karna mempertanyakan  indestitas mereka.

Melihat saya marah lalu saya diserang oleh oknum anggota TNI yang tidak mau identitasnya dibongkar, dan selalu menyerang setiap kali saya tanyakan namanya dan oknum anggota
Sat Pol PP," ungkapnya.

Kata dia, bahasa yang dikeluarkan oleh oknum Petugas Razia Masker saat itu tidak bisa ditolerir lagi, karna sudah menghina lembaga DPRD Kabupaten Bima. Bahkan kasus penghinaan terhadap anggota DPRD, oleh oknum itu, ia dan Anggota Komisi lain akan melaporkan kejadian tersebut untuk diproses sesuai undang-undang yang berlaku.

"Disamping itu terjadi kekerasan verbal yang dilakukan oleh beberapa petugas Razia, dengan mengumpat, mengeluarkan kata-kata yang tidak sepatutnya seperti kata "brengsek, setan" serta menghina DPRD secara kelembagaan, karna mereka tahu saya adalah anggota DPRD. Saya sudah berkoordinasi dengan pimpinan fraksi dan pimpinan Komisi I. Kami baik dari Fraksi maupun komisi I sudah menentukan sikap bahwa kasus ini akan kami teruskan. Hal seperti ini bisa terjadi pada setingkat pejabat daerah, apa lagi masyarakat biasa," tegas Duta PPP ini. (PB-01)