Pasangan IMAN, Miripkah dengan Pasangan Anis-Sandi?
Cari Berita

Iklan 970x90px

Pasangan IMAN, Miripkah dengan Pasangan Anis-Sandi?

Selasa, 01 Desember 2020

Pasangan IMAN dr.H.Irfan dan H.Herman Alfa Edison,ST.

 


Bima,PeloporNTB.Com- Pilkada Kabupaten Bima 2020 kelihatannya sangat seru. Partisipasi masyarakat begitu tinggi. Hal ini disebabkan oleh sederetan kontroversial dan ketidakpuasan masyarakat terhadap kepemimpinan sebelumnya. Seolah-olah  pertempuran antara kebenaran dan kebathilan, antara pandawa dan kurawa. 


Silang pendapat dan debatan sengit terus mewarnai warung-warung kopi dan media-media sosial. Amonisi pendukung pro IDP dan pendukung penantang rasanya tak pernah habis tanpa jeda waktu. Apalagi rival lama antara INDAH dan SYAFAAD. Mungkin kondisi yang membara ini disebabkan INDAH dan SYAFA’AD pernah menjadi rival pada Pilkada 2015 lalu. 


Kata-kata yang baik maupun buruk nyaris tak ada bedanya oleh para pendukung mereka. Pro-Kontrak ini membuat saya sontak berpikir pada Pilpres lalu antara Jokowi dan Prabowo, ini hampir menyerupai setiap hembusan wacana yang dimainkan para pengikutnya. 


Menariknya Pilkada Kabupaten Bima tidak hanya silangan narasi dan diksi yang diucap oleh pendukung INDAH dan SYAFA’AD saja, tetapi yang tak kalah “seksi” adalah kehadiran si “Duo Tanvan” yakni pasangan IMAN (Irfan-Herman), yang awalnya dianggap terlalu adem-ayem, bergerak lamban dan penuh hati-hati, tetapi muncul pada timing yang tepat seakan-akan menjadi jalan tengah diantara pertikaian kedua pendukung IDP-Dahlan versus Syafru-Ady.


Pendukung IMAN sampai menjelang pencoblosan masih bersikap bijaksana, masih santun, bahkan masih bersikap terbuka untuk konsisten merangkul tanpa menyinggung perasaan apalagi menyentuh wilayah privasi pasangan lain. Semoga saja pembacaan saya tidak salah! Kalaupun ada, itu hanyalah oknum karena Bang Irfan maupun Bang HAE tegas berpesan agar istiqomah pada mengajak dan promosi Program. 


Kehadiran Pasangan IMAN ini sekaligus juga mengingatkan saya pada Pilkada Jakarta pada tahun 2017 lalu antara Ahok-Jarot, Agus-Silvi dan sang pemenang Anis-Sandi. Terbentuknya pasangan IMAN sangat mirip dengan pola terbentuknya koalisi Anis-Sandi. Sebelumnya saya perlu klarifikasi bahwa saya tidak sedang mengatakan pasangan IMAN akan memenangkan hajatan demokrasi nanti layaknya pasangan Anies-Sandi, karena itu sangat takabur melawan Allah SWT apalagi pencoblosan belum dilaksanakan.


Keyakinan Saya terhadap terbentuknya Pasangan IMAN (Irfan-Herman) erat sekali dengan grand design terbentuknya Pasangan Anis-Sandi apabila kita melihat dari sebagian runutan perjalanannya. Kita sudah pasti tau bagaimana kehadiran Sandiaga Uno satu tahun lebih awal sebelum terjadi bongkar pasang pasangan calon, dengan misi sebagai calon gubernur bukan sebagai calon wakil gubernur. 


Jika kita mencoba menghubungkan maka langkah Bang Sandi mirip sekali dengan cara H. Herman Alfa Edison (Bang HAE) sebagai penantang petahana dengan memasang spanduk lebih awal diseluruh kecamatan se-Kabupaten Bima. Sehingga IDP pun meyakini Bang HAE adalah penantang yang paling serius. 


Perjalanan dan komunikasi politik Bang HAE semakin lama terasa Sunyi_Bergerak, bahkan mengabaikan kesempatan menyerap aspirasi masyarakat dibawah. Kita tentu sangat mengetahui alasannya tanpa saya harus bercerita banyak___


Ditengah elektabilitasnya yang melambung, Ahok sangat percaya diri bahkan berani berpasang badan untuk maju melalui jalur independen walaupun dilain sisi Ahok juga gencar melobi partai politik. Ya, semacam perasaan IDP yang diatas angin saat itu seolah-olah posisi wakil tidaklah terlalu urgen baginya, sehingga bebas mengikat dan mengatur ritme para pelamarnya sedemikian rupa, padahal sudah terbaca bahwa pasangannya adalah tetap Dahlan.


Kenyataan itu Sama halnya dengan Ahok yang mencoba melakukan seminar-seminar terbuka dalam memastikan calon wakil yang ideal padahal sudah mengantongi nama Djarot yang saat itu adalah wakilnya sendiri. Saya kira strategi semacam ini hanya bisa dilakukan oleh petahana dengan segala keunggulannya.


Ditengah bongkar-pasang pasangan IDP justru SYAFA’AD terbentuk dengan atmosfir yang tak kalah heboh, seheboh pengunduran diri purta pertama SBY Agus Harimurti Yudoyono dari kesatuan militer. Sementara nama Bang HAE terus bergulir saling berbalapan dengan nama Dahlan oleh keputusan IDP yang tak menentu. Rumus itu tidak juga awet, rupanya strategi IDP telah terbaca ingin mendiamkan Bang HAE. 


Pada suasanan hening tak terbaca, Bang HAE yang diharap maju menjadi Calon Bupati, justru kejutan datang dari seorang Dokter ternama yaitu dr. Irfan, tidak hanya membuat Bang HAE harus mengalah menjadi orang nomor dua tetapi kemunculan sosok dr. Irfan  diluar dugaan masyarakat, layak kehadiran Anies Baswedan yang secara tiba-tiba, yang juga membuat ambisi Sandiaga Uno menantang Ahok harus menerima kenyataan menjadi calon wakil darinya. 


Sosok Anies-Irfan bisa dibilang mirip, mereka sama-sama lahir dari kader partai PKS, juga sama-sama berlatar belakang profesional. Anies berprofesi sebagai Akademisi sedangkan Irfan berprofesi sebagai seorang dokter. Selain itu mereka sama-sama bersahaja, santun dan arif juga dermawan dan peduli terhadap sesama. Sementara itu sosok Sandi-HAE juga mirip. Mereka sama-sama berlatar belakang intrepreneurship/pengusaha, cerdas, millenial dan ramah terhadap ulama. Kalau boleh ditambahkan sama-sama gagah. Upsst


Tiga simpul telah terbentuk dengan King Maker masing-masing. Ahok-Jarot yang dinahkodai oleh Megawati Soekarno Putri, sementara pasangan Agus-Silvi diprakarsai oleh SBY, sedangkan pasangan Anies-Sandi dikomandoi oleh Singa Asia Prabowo Subianto. Pada Akhirnya pasangan Anis-Sandi berhasil menumbangkan sang petahana Ahok-Jarot melalui putaran kedua dengan memanfaatkan muntahan pendukung Agus-Silvi.


Pilkada Bima juga akan menarik dimana mereka juga memiliki King Maker. Pasangan IDP-Dahlan (misalnya) mungkin King Maker adalah kekuatan asal Kerajaan dan petahana, sedangkan SYAFA’AD anggap saja kekuatan melawan sebagai mantan Bupati, dan yang paling menarik adalah pasangan IMAN yang akan dikomandoi langsung oleh ketua pemenangan pemilu PKS  Gubernur NTB Dr. Zulkieflimansyah. Pertarungan ini sangat seru. Buktinya adu gengsi dan strategi serta  jualan program unggulan menjadi tontonan yang menarik dalam meminang hati masyarakat sampai saat ini.


Sebagai kalimat terakhir, mari kita tunggu nahkoda baru Kabupaten Bima. IDP-Dahlan, Syafru-Ady ataukah Bima Baru, Figur Baru, Ide Baru,  Harapan Baru, Pasangan IMAN (Irfan-Herman)? Jawabanya ada dihati rakyat pada tanggal 9 Desember 2020.



Penulis: Fadlin Guru Don (Narator Kemenangan IMAN)