Bayi Miskin Meninggal Dunia, Diduga Ditolak Rumah Sakit RSUD Bima
Cari Berita

Iklan 970x90px

Bayi Miskin Meninggal Dunia, Diduga Ditolak Rumah Sakit RSUD Bima

Kamis, 09 Februari 2023

 

Ilustrasi bayi meninggal didepan RSUD Bima

Foto : Billy Pimpred Pelopor NTB 

Bima, Peloporntb.com - Kisah Curhatan Seorang Ibu Rumah Tangga yang Viral dimedia sosial ini menyita perhatian Publik. Dalam postingannya yang dibagikan hingga ratusan kali itu, dia mengungkapkan pengalaman Pilunya harus merelakan kematian bayinya yang baru berumur 41 hari diatas mobil ambulan Puskesmas tepatnya dihalaman RSUD Bima, pada Malam Ju'mat (19/01/2023) lalu.


Dikutip dari Media TintaNtb.Com yang Mengkonfirmasi hal tersebut, Korban Ibu Hesti, warga asal Desa Sie Kecamatan Monta Kabupaten Bima pengungkapan, Hesti membeberkan kisahnya dari awal bayinya dirawat di Puskesmas di Kecamatannya hingga detik-detik dia menyaksikan kepergian nyawa sang anak.


Begini kisahnya!!!


Pada hari memilukan itu (19/01/2023), Anak keduanya (Arshaka Virendra Shafwan) yang baru berumur 41 hari mengalami gejala Sakit, lalu kami membawanya ke Puskesmas Monta. Setelah mendapat perawatan di PKM tersebut, akhirnya anak kami dirujuk ke RSUD Bima menggunakan Mobil Ambulance guna mendapatkan tindakan medis karena kondisi anak kami kian memburuk. 


Saat kami sampai diruang Rawat, Bidan yang mendampingi kami memperlihatkan surat Rujukan, namun dijawab oleh petugas di RSUD Bima bahwa saat itu Stok Oksigen dan Ranjang sedang kosong. Kami pihak Keluarga bisa saja tidur dilantai atau dimanapun, namun yang kami herankan adalah stok Oksigen yang kosong, padahal bisa dibilang anak kami dalam keadaan kritis. 


"Anak saya saat itu dirujuk karna perutnya bengkak/membesar, beberapa hari ia tidak lancar BAB/BAK nya,,sehari kadang dia BAB nya 1 kali itupun hanya sedikit,,hari itu tiba-tiba anak kami semakin parah bengkakan di perutnya sehingga kami memutuskan untuk membawanya ke PKM terdekat dan tiba di PKM diperiksa dan disuruh rujuk ke RSUD Bima," ujar Hesti.


Selang beberapa lamanya menunggu konfirmasi pihak Rumah Sakit, berharap diberikan Oksigen untuk digunakan oleh Bayiku yang sedang kritis,  tiba-tiba kondisinya kian memburuk, semua yang ada disitu panik termasuk juga Bidan PKM yang menemani rujukan di RSUD Bima ini. Saat semuanya panik, Bidan menyuruh membawa kembali Bayi Shafwan keatas mobil ambulance yang digunakan untuk rujukan tadi. Disaat oksigen Ambulance disiapkan, saat itu pula kulihat anakku menghembuskan nafas terakhirnya. 


Saat itu, duniaku gelap dan hatiku hancur, keluarga yang hadir saat itu merasa sedih termasuk juga Suamiku. Saya berteriak dan marah juga kecewa dengan pelayanan pihak Rumah Sakit. 


"Anak saya meninggal karena sakit dan sudah jadi Ajal sebagai Takdirnya. Namun, pelayanan dan pertolongan pertama yang saya harapkan saat itu," ujar Pilu.


kami merelakan kepergian anak kami diatas Mobil Puskesmas yang tidak sempat mendapatkan pertolongan pertama saat dia kritis. Namun, menulis kisah memilukan ini harus saya lakukan agar menjadi perhatian dan pengalaman bagi Rumah Sakit dimanapun. 


"Kami hanya orang miskin, mungkin karna menggunakan BPJS Gratis sehingga dilayani dengan acuh tak acuh hingga nyawapun harus direlakan. Suara kami sebagai orang miskin mungkin takkan didengar. Namun Bathin sebagai seorang ibu takkan bisa menerima dengan ihklas atas duka ini," ujar Wanita muda itu penuh kesedihan. 


Saat ini Bayi Shafwan putra kedua dari Pasangan Arif Rahman dan Hesti telah tenang disamping Rabb Nya. Takdir hidup menyiratkannya sampai waktu ini saja. Postingan Viral Sang Ibu bukanlah rasa Frustasi, dia menyampaikan pada media bahwa memahami Perihal Kehidupan, Manusia kalau sudah ditakdirkan untuk meninggal pasti akan tetap meninggal walau kita usahakan untuk membawanya berobat kemanapun kalo sudah datang azal nya pasti akan kembali juga ke Pangkuan Illahi. Tapi saat itu yang kami harapkan ialah pelayanan dari mereka. 


Lebih lanjut, media menghubungi Direktur RSUD Bima, dr. H. Iksan untuk meminta waktu memberikan klarifikasi atas persoalan ini, namun Direktur tidak bisa karena sedang melaksanakan Ibadah Umrah saat ini. Demikian pula dengan Sekretaris yang diarahkan oleh Direktur untuk mewakilinya memberikan klarifikasi, namun sayangnya Saat kami menghubungi yang bersangkutan tidak merespon dan menanggapi. (BIL-01)