Dandim Bima ingatkan Masyarakat hentikan pertikaian Foto : Pimpred Billy Pelopor NTB |
Bima, PeloporNTB.Com - Kegiatan Safari Ramadhan jajaran Pemerintah Kabupaten Bima yang berlangsung Ahad (10/4) di Masjid Baiturrahim desa Roi Kecamatan Palibelo, selain dimanfaatkan Bupati Bima Hj Indah Dhamayanti Putri SE untuk memberikan sambutan di hadapan para jamaah Shalat Taraweh, Dandim 1608/Bima Letkol Inf. Muhammad Zia Ulhaq juga berkesempatan memberikan wejangan kepada warga Desa Roi Kecamatan Palibelo.
Dandim, dihadapan Bupati, Wabup Drs.H Dahlan M Noer, Sekda Drs.H.M Taufik HAK M.Si, Para Asisten, Staf Ahli, Pimpinan OPD, Pejabat Struktural dan fungsional, Camat dan Muspika Kecamatan Palibelo mengingatkan seluruh elemen masyarakat agar tidak bertikai. "Kita tidak akan bisa maju jika selalu ribut. Oleh karena itu jangan membuat keributan dan kedamaian itu penting bagi pembangunan". Jelas Putra Bima ini.
Dandim selanjutnya menguraikan karakter positif masyarakat Bima. "Dou Mbojo (Orang Bima) sangat kompak dan memiliki rasa kekeluargaan yang amat kuat ketika berada di luar daerah dan ada tokoh-tokoh hebat dan menduduki posisi penting di setiap daerah. Namun lanjut Dandim, situasi yang amat berbeda justru ditemukan ketika kembali ke daerah.
"Saat ini, pandangan masyarakat yang ada di luar daerah setelah mendapatkan beragam informasi yang cenderung negatif tentu saja merugikan kita semua. "Investasi akan sulit dilakukan di daerah kita dan lapangan kerja tidak bisa dibuka jika situasi tidak kondusif. Oleh karena itu, saya sebagai putra daerah menghimbau agar masyarakat tidak saling berkonflik". Harapnya.
Dandim yang memiliki sejumlah pengalaman operasi tempur dalam dan luar negeri ini kembali menegaskan bahwa tidak ada wilayah yang bisa dibangun jika ada keributan.
Pada kesempatan tersebut, Ketua MUI Kabupaten Bima TGH. Abdurrahim Haris MA dalam tausiahnya menekankan pentingnya puasa sebagai wahana untuk mendidik umat menjadi takwa.
"Puasa adalah madrasah untuk mendidik kita agar menjadi manusia yang muttaqin atau taqwa". Ungkapnya.
H. Abdurrahim Haris selanjutnya menukilkan di masa Rasulullah ada seorang wanita yang rajin shalat tahajud, shalat malam, menjalankan puasa Senin - Kamis tetapi menyiksa tetangga dengan lisan dengan mengeluarkan perkataan yang memancing amarah. Rasulullah mengatakan tempatnya adalah neraka. Tidak ada arti ibadah kalau menyiksa orang lain dengan lisan. Oleh sebab itu puasa ibadah yang melatih tangan kaki, telinga, mata untuk menahan semuanya dari perbuatan mungkar". Ungkapnya. (BL-01)