KPU Bima Terapkan Aturan Tangan Besi, Wartawan Dilarang Liput Debat Calon Bupati
Cari Berita

Iklan 970x90px

KPU Bima Terapkan Aturan Tangan Besi, Wartawan Dilarang Liput Debat Calon Bupati

Jumat, 06 November 2020


Bima, Peloporntb.com - Debat Terbuka calon bupati dan wakil bupati bima diwarnai rasa kekecewaan dari wartawan. Pasalnya, meski sudah mendapatkan ID Card resmi, wartawan tidak diperkenankan masuk ke ruangan inti acara tersebut.


Wartawan senior, pimpinan media online Dimensi.com, Bang Aris mengaku sangat menyayangkan atas tindakan KPU Kabupaten Bima. 


“Memang kemarin ada pembatasan untuk di area Debat. Kami setuju, kami minta ada big screen untuk wartawan yang tak punya id card,” ujar 


Meskipun sudah mengajukan big screen, ternyata pada saat pelaksanaan tidak tersedia big screen tersebut. Bang Aris memastikan, wartawan berkomitmen untuk menerapkan protokol kesehatan


“Kalau melihat zona Covid Kabupaten Bima tak begitu parah, kami komitmen untuk menerapkan protokol kesehatan” tutur Bang Aris.


Selain itu, seorang wartawan senior Visioner, Bang Rizal menyampaikan, jika acara Debat kandidat ini tidak bisa diliput langsung oleh awak media, lebih baik kita bakar aja ID-CARD KPU ini.


“Pengada'an ID-CARD ini hanya menghamburkan anggaran, apalagi di tengah pandemi Covid 19 seperti ini,” ujar Bang Rizal.


Bang Rizal mengungkapkan, intinya wartawan tak boleh masuk saat digelarnya Debat kandidat paslon untuk mencegah kerumunan. Harusnya, lanjut Bang Rizal ada sikap untuk mengambil jalan tengah. Misalnya, mempersilahkan beberapa wartawan untuk masuk sebagai perwakilan. Menurutnya, masih banyak solusi, jika memang tidak diperbolehkan masuk.


“Kenapa tidak dibuat layar lebar di luar, bukan untuk hanya wartawan, tapi untuk mengakomodir keingintahuan simpatisan relawan, tim sukses dan lainnya,” ujarnya.


Bang Rizal menekankan, harusnya hubungan KPU dan wartawan dijalin dengan baik dan dengan saling menguntungkan. Karena, KPU butuh wartawan dan wartawan juga butuh KPU untuk sumber informasi yang dinanti masyarakat.


“Sebenarnya kami juga tak memaksakan diri semua masuk ruangan, kami paham. Kami sangat menyayangkan, kecewa, dan protes. Harusnya aturan KPU jangan tangan besi tapi ada inovasi,” pungkas Bang Rizal. (PB-01)