Program Kotaku Danai Perbaikan 1555 Meter Drainase Kelurahan Melayu Kota Bima
Cari Berita

Iklan 970x90px

Program Kotaku Danai Perbaikan 1555 Meter Drainase Kelurahan Melayu Kota Bima

Senin, 03 Mei 2021

 

Program Kotaku
Foto : ABD Durahi PeloporNTB


Kota Bima, PeloporNTB.Com - Pengendara melintas di area program pembangunan Kotaku (Kota Tanpa Kumuh) di Kelurahan Melayu Kecamatan Asakota Kota Bima NTB (04/5/2021).


Drainase sepanjang 1555 meter yang ada di Dua RW yakni RW 005, 006 Kelurahan Melayu Kecamatan  Asakota Kota Bima NTB, dibenahi dengan dana dari Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku).


Berdasarkan informasi yang diterima, kedua RW tersebut ditetapkan sebagai lokasi perumahan dan permukiman kumuh berdasarkan SK  Walikota di terima Lurah Melayu kemudian dilaksanakan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Lenggo Melayu.


“Sebenarnya dalam SK itu ada 10 RT di Kelurahan Melayu yang termasuk kawasan kumuh. Namun, untuk program Kotaku kami akan fokus di 4 RT terlebih dahulu di tahap Pertama,” kata Ketua Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Kelurahan Melayu Iwan Kurniawan  (04/05/2021).


Dua RW yang masuk kawasan kumuh adalah RW 05,06 Dari program Kotaku, Melayu mendapatkan alokasi dana Rp 295.000 000 Untuk 10 RT yg berdasarkan SK


Namun untuk ini, baru cair Rp 20  juta, yang digunakan untuk perbaikan drainase di  sepanjang 900 meter, RW 005dan RW 006


Menurut JHo, sapaannya, proyek perbaikan drainase ini dibuat sinergi dengan program perbaikan drainase yang sedang dikerjakan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Bima di wilayah Melayu


Saat ini, perbaikan drainase dari program Kotaku sudah dimulai. Menurut Ketua RW 05 Muzakir Walat, saat dilakukan penggalian atau pembersihan saluran, pekerja terheran-heran karena sampah menumpuk di dalam drainase.


“Di tempat kami kalau hujan sebentar saja, langsung muncul genangan,” kata Zakir.


Iwan menambahkan program perbaikan drainase di Kelurahan Melayu itu 60 hari ditarget selesai ± sebulan lagi atau 28 Juni. Harapannya program tersebut mampu mengantisipasi atau meminimalisasi potensi banjir.(PB-07)